Aku berasal dari Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Jombang Jawa Timur. Orang-orang Jombang memiliki motto, yaitu Jombang
Beriman yang memiliki dua arti.
Arti yang pertama adalah masyarakat jombang yang di harapkan
lebih taat beragama, khususnya masyarakat muslim karena di Jombang banyak
terdapat pondok pesantren, salah satu yang paling terkenal adalah Pondok
Pesantren Tebu Ireng yang juga tempat makam Gus Dur salah satu mantan presiden
Indonesia.
Sedangkan arti yang kedua adalah kepanjangan dari Jombang
Beriman yaitu Jombang bersih, indah, dan nyaman.
Di antara banyaknya kecamatan di Jombang, ada satu kecamatan yang letaknya di lereng gunung. Namanya Wonosalam yang wilayahnya berada di lereng gunung Anjasmoro. Karena tempatnya yang dingin dan sejuk, sudah pasti tananhnya subur, sehingga banyak jenis-jenis tumbuhan yang hidup disana. Yang paling banyak di tanam disana sekaligus menjadi mata pencaharian penduduk disana adalah tanaman cengkeh dan durian.
Orang-orang disana menyebut pohon cengkeh adalah pohon uang,
karena dari satu pohon cengkeh
tidak ada yang tidak berguna dan tidak bernilai,
sekalipun itu daun kering yang jatuh. Kita lihat dari nilai yang paling tinggi,
yang pertama adalah bunganya yang dijadikan campuran rokok atau bumbu dapur,
yang kedua adalah kayunya yang sangat kuat untuk dijadikan mebel, selanjutnya
batang muda yang digunakan juga untuk campuran rokok, lalu daun kering maupun
muda yang dijadikan minyak cengkeh, dan yang terakhir adalah rantingnya yang
bisa digunakan untuk kayu bakar.
Selain pohon cengkeh, ada pohon buah yang sangat fenomenal
disana yaitu pohon buah durian. Karena ada banyak jenis dari buah durian, tapi
jenis durian asli wonosalam yang paling fenomenal karena rasanya yang manis
pahit dan dagingnya yang lebih tebal daripada bijinya. Ada dua jenis durian
yang paling mahal dan paling diminati penggemar durian yaitu durian bido,
durian montong dan durian simas.
Karena daerah Wonosalam lebih ternkenal akan buah duriannya, sehingga
pemerintah Jombang selalu mengadakan acara pesta durian atau lebih dikenal
Kenduren Durian setiap tahunnya. Kenduren durian adalah pesta durian gratis
untuk semua orang tanpa terkecuali, yang biasanya diadakan di antara bulan
Februari dan Maret. Duriannya di susun di sebuah kerangka tumpeng besar yang
terbuat dari bambu, dan berada di tengah tengah lapangan besar di Wonosalam.
Selain tumpeng besar, ada beberapa tumpeng lain dari setiap desa yang ada di
Wonosalam dan itu diperlombakan. Kenduren durian tidak hanya acara tumpeng
durian tapi juga ada acara lain, yaitu kontes kambing, dan balap sepeda gunung.
Selain buah durian ada buah-buahan lain yang biasanya dijual
di pasar buah, di mana buahnya hasil panen sendiri, ada buah matoa, manggis,
salak, dan pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar